Minggu, 29 Desember 2013

Tugas 3 Ilmu Budaya Dasar



Ilmu Budaya Dasar
“ Kebudayaan Agama Asli Nusantara “

Rizky Surya Hadiwijaya
1ID06
38413006

Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Gunadarma

Kata Pengantar

         Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa saya penulis panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para umatnya yang insyaallah setia sampai akhir jaman. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas Ilmu Budaya Dasar. Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, saya telah berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai hasil yang semaksimal mungkin dan sesuai dengan harapan, walaupun di dalam pembuatannya saya menghadapi berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki.

         Oleh sebab itu pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada Bapak Apipudin selaku dosen pembimbing Ilmu Budaya Dasar. Saya menyadari bahwa dalam penulisan dan pembuatan penulisan ilmiah ini, masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat saya butuhkan untuk dapat menyempurnakannya di masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan teman-teman maupun pihak lain yang berkepentingan.

Sukabumi, 29 Desember 2013

Penulis

BAB I
Pendahuluan

1.1   Latar Belakang

Pada umumnya masyarakat Indonesia sudah tidak lagi mengetahui bahwa sebelum agama-agama yang diakui pemerintah sekarang seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha maupun Konghucu masuk ke Nusantara, di setiap daerah telah ada agama-agama atau kepercayaan asli. Seperti Sunda Wiwitan yang dipeluk oleh masyarakat Sunda di Kanekes, Lebak, Banten, dan berbagai daerah lainnya.

Selain agama Sunda Wiwitan aliran Madrais juga dikenal sebagai agama Cigugur di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat. Agama Buhun di Jawa Barat, Kejawen di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Parmalim sebagai agama asli Batak, agama Kaharingan di Kalimantan, kepercayaan Tonaas Walian di Minahasa, Sulawesi Utara, Tolottang di Sulawesi Selatan, Wetu Telu di Lombok, Naurus di Pulau Seram Provinsi Maluku, dan lain-lain. Di dalam Negara Republik Indonesia, agama-agama asli Nusantara tersebut didegradasi sebagai ajaran animisme, penyembah berhala maupun batu atau hanya sebagai aliran kepercayaan.

1.2  Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kebudayaan ?
2. Apa pengertian agama ?
3. Apa saja agama dan kepercayaan yang ada di nusantara ?

1.2 Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dan untuk menambah wawasan tentang agama-agama yang ada di nusantara.

1.3 Manfaat
Diharapkan mahasiswa dapat memiliki wawasan lebih luas tentang kebudayaan agama yang ada di nusantara.

BAB II
Kebudayaan Agama Asli Nusantara

2.1  Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan mencakup bidang yang luas sehingga definisinya pun tidak terbatas. Kebudayaan dikaji dari arti bahasa adalah sebagi berikut, dalam bahasa sanserkerta “budhayah”” yang berarti akal dan budi sedangkan dalam bahasa latin “colere” yang berarti mengolah tanah. Jadi secara umum definisi kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipikirkan oleh akal pikiran manusia untuk mengolah tanah tempat tinggalnya atau untuk dapat mempertahankan kehidupannya.

Menurut salah satu antropolog, bernama E.B Taylor mendefinisikan kebudayaan sebagai kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat dan kebiasaan-kebiasaan manusia yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat. Dan juga Selo Soemarjan dan Soelaman Soemardi, mendefinisikan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.

Menurut saya sendiri definisi kebudayaan itu sendiri adalah suatu kebiasaan yang sudah ada di dalam diri sejak waktu yang lama dan masih dilakukan hingga saat ini ataupun telah ditinggalkan karena dinilai kurang bermanfaat bagi kehidupan.

2.2 Pengertian Agama

Pengertian Agama Arti dan Definisi Agama. Apa pengertian Agama itu? Kata agama berasal dari bahasa sanskerta "A" berarti tidak; "GAMA" berarti kacau. Sehingga agama berarti tidak kacau. Atau dapat diartikan suatu peraturan yang bertujuan untuk mencapai kehidupan manusia ke arah dan tujuan tertentu. Dilihat dari sudut pandang kebudayaan, agama dapat berarti sebagai hasil dari suatu kebudayaan, dengan kata lain agama diciptakan oleh manusia dengan akal budinya serta dengan adanya kemajuan dan perkembangan budaya tersebut serta peradabanya. Bentuk penyembahan Tuhan terhadap umatnya seperti pujian, tarian, mantra, nyanyian dan yang lainya, itu termasuk unsur kebudayaan. 

Sehingga pada sudut pandang dari pengertian Agama yang ini semakin maju peradaban manusia maka agama juga akan mengalami kemajuanya. sedangkan jika dilihat dari sudut pandang sosiologi, agama adalah salah satu tindakan pada suatu sistem kemasyarakatan (sosial) yang terdapat pada diri seseorang tentang kepercayaan terhadap kekuatan tertentu (magis atau spiritual) serta berfungsi untuk perlindungan dirinya dan orang lain.

Sumber terjadinya agama dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu:

1. Agama samawi atau agama dari langit, yang diperoleh melalui Wahyu Illahi (Islam, Kristen, Yahudi).

2. Agama Wa'i atau disebut juga agama bumi, yaitu agama budaya yang timbul akibat kekuatan didalam pikiran atau akal budi seseorang atau masyarakat (Hindu, Buddha, Konghuchu, dan aliran agama atau kepercayaan lainya).

Suatu kepercayaan dapat dikatakan sebagai Agama apabila mengandung tiga unsur yaitu; manusia, penghambaan dan Tuhan. Karena maksud dari agama adalah penghambaan manusia kepada Tuhannya.

2.2 Agama Yang Ada Di Nusantara

Hingga kini, tak satu pun agama-agama dan kepercayaan asli Nusantara yang diakui di Republik Indonesia sebagai agama dengan hak-hak untuk dicantumkan di KTP, Akta Kelahiran, pencatatan perkimpoian di Kantor Catatan Sipil dan sebagainya. Seiring dengan berjalannya waktu dan zaman, agama asli Nusantara semakin punah dan menghilang, kalaupun memiliki penganut, biasanya berada di daerah pedalaman seperti di pedalaman Sumatera dan Irian Jaya.

Di Indonesia, aliran kepercayaan yang paling banyak penganutnya adalah Agama Buhun. Data yang direkam peneliti Abdul Rozak, penulis Teologi Kebatinan Sunda, menunjukkan jumlah pemeluk agama ini sekitar 100 ribu orang. Jika angka ini benar maka Agama Buhun merupakan salah satu aliran kepercayaan terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, dari 245 aliran kepercayaan yang terdaftar, jumlah keseluruhan penganutnya mencapai lebih dari 400 ribu orang.

Salah satu penyebab kurang populernya agama lokal ini adalah tidak lepas karena peraturan atau kebijakan dari pemeritah, yaitu tidak mengakuinya sebagai agama resmi namun menggolongkannya sebagai kepercayaan semata. Kemudian situasinya menjadi semakin sulit karena masyarakat sendiri nyaris tidak memberi peluang untuk tumbuh dan berkembanganya agama lama ini bahkan tidak jarang menganggapnya sebagai bukan suatu agama atau aliran sesat.

Mereka jelas bukan ajaran sesat karena keberadaan mereka sebetulnya sudah dijamin oleh UU. Namun UU tetaplah hanya sebatas teks dan kata-kata semata karena kenyataan keberadaannya terpinggirkan atau bahkan lebih tepat disebut dicurigai. Aktivitas ataupun organisasi mereka dipastikan haruslah terdaftar resmi, mendapat ijin dari berbagai departemen dan instansi. Namun walaupun sudah memiliki ijin resmi, reaksi masyarakat ataupun aparat di lapangan kerap berbeda.

Pemerintah sendiri sejak awal hanya mengakui 5 agama kemudian menambah satu agama lagi sehingga totalnya menjadi 6 agama yang dianggap ‘resmi’. Seperti yang sudah diketahui, satu tambahan agama resmi ini lagi-lagi berasal dari luar atau asing.

Dari sekian banyak agama lokal yang ada, bisa dikatakan sudah punah walaupun kenyataannya masih bisa ditemukan di suatu wilayah namun dianggap “tidak pernah ada”. Buktinya, “agama resmi” yang diakui dan masuk kolom KTP hanya 6 agama saja, dan tidak ada satupun yang termasuk golongan agama lokal alias semuanya impor, dengan demikian keberadaan agama lokal sudah dianggap punah.

Untuk mendapat legalitas resmi, beberapa agama tertentu seperti Kaharingan `terpaksa` harus bergabung dengan agama Hindu. Kemudian agama Parmalim di Batak memilih tetap bertahan dengan agama lamanya, namun untuk urusan KTP ya terpaksa harus memilih agama lain sebagai identitas.

Nama Agama Asli Nusantara

01. Agama Bali (sering disebut Hindu Bali atau Hindu Dharma)

02. Sunda Wiwitan (Kanekes, Banten)

03. Agama Djawa Sunda (Kuningan, Jawa Barat)

04. Buhun (Jawa Barat)

05. Kejawen (Jawa Tengah dan Jawa Timur)

06. Parmalim (Sumatera Utara)

07. Kaharingan (Kalimantan)

08. Tonaas Walian (Minahasa, Sulawesi Utara)

09. Tolottang (Sulawesi Selatan)

10. Wetu Telu (Lombok)

11. Naurus (Pulau Seram, Maluku)

13. Aliran Mulajadi Nabolon

14. Marapu (Sumba)

15. Purwoduksino

16. Budi Luhur

17. Pahkampetan

18. Bolim

19. Basora

20. Samawi

21. Sirnagalih

Nama Aliran – Penghayat Kepercayaan di Nusantara

Jawa Timur

01. Aliran Kebatinan Tak Bernama

02. Aliran Seni dan Kepercayaan TerhadapTuhan YME

03. Babagan Kasampunan

04. Badan Kebatinan Rila

05. Budi Rahayu

06. Cakramanggilingan

07. Dasa Sila

08. Himpunan Murid dan Wakil Murid Ilmu Sejati R. Rawiro Utomo (HIMUWIS RAPRA)

09. Induk Wago Kawruh Utomo

10. Jawi Wisnu

11. Jendra Hayuningrat Widada Tunggal (PANDHAWA)

12. Kahuripan

13. Kapitayan

14. Kapribaden Upasana

15. Kasampunan Ketuhanan Awal & Akhir

16. Kepercayaan Sapta Darma Indonesia

17. Ketuhanan Kasampurnan

18. Kodrattolah Manembah Goibing Pangeran

19. Margo Suci Rahayu

20. Paguyuban Darma Bakti

21. Paguyuban Ilmu Sangkan Paraning Dumadi Sanggar Kencono

22. Paguyuban Kawruh Batin “101″

23. Paguyuban Kawruh Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan

24. Paguyuban Kawruh Kabatinan Jiwo Lugu

25. Paguyuban Kawruh Murti Tomo WasitoTunggal

26. Paguyuban Kawruh Sangkan Paran Kasampurnan

27. Paguyuban Kawruh Sasongko

28. Paguyuban Lebdho Guno Gumelar

29. Paguyuban Manunggaling Karso

30. Paguyuban Ngesti Budi Sejati

31. Paguyuban Pangudi Katentreman (PATREM)

32. Paguyuban Satriyo Mangun MardikoDununge Urip

33. Paham Jiwa Diri Pribadi

34. Panembah Jati

35. Pangrukti Memetri Kasucian Sejati (PAMEKAS)

36. Pelajar Kawruh Jiwo

37. Perguruan Ilmu Sejati

38. Perhimpunan Kemanungsan

39. Perhimpunan Kepribadian Indonesia

40. Purwaning Dumadi Kautaman (PDKK)

41. Rasa Manunggal

42. Sujud Manembah Bekti

43. Tri Murti Naluri Majapahit

44. Urip Sejati

Jawa Tengah

01. Badan Kebatinan Indonesia

02. Badan Keluarga Kebatinan Wisnu

03. Elang Mangku Negara

04. Hak (Kawruh Hak)

05. Hidayat Jati Ranggawarsita

06. Hidup Betul

07. Himpunan Kebatinan Rukun Wargo

08. Ilmu Kasampurnan Jati

09. Jaya Sampurna (Pamungkas Jati Titi Jaya Sampurna)

10. Kalimasada Rasa Sejati

11. Kapribaden (Kawruh Kapribaden)

12. Kasampurnan

13. Kawruh Naluri Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan Jati

14. Kawruh Roso Sejati

15. Kawruh Urip Sejati

16. Kejaten

17. Kejawen

18. Kejiwaan

19. Langgeng Suci

20. Mustiko Sejati

21. Ngudi Utomo

22. Paguyuban Anggayuh Katentremaning Urip (AKU)

23. Paguyuban Budi Sejati

24. Paguyuban Hastho Broto

25. Paguyuban Kawruh Kodrating Pangeran

26. Paguyuban Kolowargo Kapribaden

27. Paguyuban Muda Dharma Indonesia

28. Paguyuban Ngesti Jati

29. Paguyuban Olah Rasa Mulat Sarira Ngesti Tunggal

30. Paguyuban Pangudi Kawruh Kasuksman Panungalan

31. Paguyuban Trijaya

32. Paguyuban Ulah Rasa Batin (PURBA)

33. Paguyupan Jawa Naluri

34. Pangudi Rahayung Budhi (PRABU)

35. Pangudi Rahayuning Bawana (PARABA)

36. Papandaya

37. Pembangunan Kebatinan Kepribadian Rakyat Indonesia Badan Kejawan (PERKRI)

38. Penghayat Kepercayaan Paguyuban Noermanto (PKPN)

39. Perjalanan Tri Luhur

40. Persatuan Resik Kubur Jero Tengah

41. Pirukunan Kawulo Manembah Gusti (PKMG)

42. Pramono Sejati

43. Pribadi

44. Purwo Ayu Mardi Utomo

45. Ratu Adil

46. Saserepam Kepribadian Intisari (SKI‘45)

47. Saserepan ’45

48. Satana Dharma Majapahit dan Pancasila (SADHAR MAPAN)

49. Setia Budi Perjanjian 45 (SBP 45)

50. Sukma Sejati

51. Tujuh Mulya

52. Waspodo

53. Wayah Kaki

54. Wratama Wedyanantama Karya

55. Wringin Seta

DIY Yogyakarta

01 . Angesti Sampurnaning Kautaman

02. Anggayuh Panglereming Napsu (APN)

03. Hak Sejati

04. Hangudi Bawana Tata Lahir dan Batin

05. Imbal Wacono

06. Kasampurnan Jati

07. Kelompok Setu Pahing

08. Mardi Santosaning Budi (MSB)

09. Minggu Kliwon

10. Ngesi Roso Sejati

11. Ngesti Roso

12. Paguyuban Jawi Lugu

13. Paguyuban Kawruh Hardo Puruso

14. Paguyuban Kebudayaan Jawi (PKD)

15. Paguyuban Keluarga Besar Keris Mataram

16. Paguyuban Kerabat Anurogo Sri Sadono

17. Paguyuban Rebo Wage

18. Paguyuban Sangkara Muda

19. Paguyuban Tata Tentrem (Patrem Indonesia)

20. Paguyuban Traju Mas

21. Perguruan Das

22. Persatuan Eklasing Budi Murko

23. Sumarah Purbo

24. Tuntunan Kerohanian Sapta Darma

25. Yayasan Sosrokatono

Jawa Barat

01. Aliran Kepercayaan Aji Dipa

02. Aliran Kepercayaan Lebak Cawene

03. Budi Rahayu

04. Paguyuban Adat Cara Karuhun

05. Perjalanan Budi Daya

DKI Jakarta

01. Aliran Kebatinan Perjalanan

02. Budi Luhur (Kawruh Kasampurnan Sangkan Paran Budi Luhur)

03. Forum Sawyo Tunggal

04. Urip Utami (Gautamai)

05. Himpunan Amanat Rakyat Indonesia (HARI)

06. Marsudi Kalahuring Budi Pekerti (Mekar Budi)

07. Musyawarah Agung Warna (MAWAR)

08. Ngudi Kawruh Rasa Jati

09. Organisasi Kebatinan Satuan Rakyat Indonesia Murni (Sri Murni)

10. Paguyuban Kabatinan Ilmu Hak

11. Paguyuban Ki Ageng Selo

12. Paguyuban Penghayat Kapribaden

13. Paguyuban Sumarah

14. Pangestu (Paguyuban Ngesti Tunggal)

15. Pangudi Ilmu Kebatinan Intisarining Rasa (PIKIR)

16. Pangudi Ilmu Kepercayaan HidupSempurna (PIKHS)

17. Perhimpunan Peri Kemanusian

18. Persatuan Warga Theosofi Indonesia

19. Pran-Suh (Ngesti Kasampurnaan)

20. Purbaning Lampang Sejati

21. Sastra Jendra Hayningrat Pangruktining

22. Sri Langgeng

23. Susila Budhi Dharma (SUBUD)

24. Tri Sabda Tunggal

25. Tunggal Sabda Jati

26. Wisma Tata Naluri

Luar Jawa

01. Adat Lawas (Kalimantan Timur)

02. Aliran Mulajadi Nabolon 3 (Sumut)

03. Ata Kahfi (NTT)

04. Babolin (Kalteng)

05. Babukung (Kalteng)

06. Basora (Kalteng)

07. Bolin (Kalteng)

08. Budi Suci (Bali)

09. Cahaya Kasuma (Sumut)

10. Era Mula Watu Tana (NTT)

11. Galih Puji Rahayu (Sumut)

12. Golongan Si Raja Batak (Sumut)

13. Guna Lero Wulan Dewa Tanah Ekan (NTT)

14. Habonaron Do Bona (Sumut)

15. Hajatan (Kalteng)

16. Hidup Sejati (NTB)

17. Ilmu Goib (Lampung)

18. Ilmu Goib Kodrat Alam (Lampung)

19. Jingitiu (NTT)

20. Kaharingan Dayah Luwangan (Kalteng)

21. Kaharingan Dayak Maanyan Banna 5, Paju 4, dan Paju 10 (Kalsel)

22. Kaharingan Dayak Maanyan Piumbung (Kalteng)

23. Kekeluargaan (Bali)

24. Kepercayaan A. Halu (Kalteng)

25. Kepercayaan G. Adat Musi (Sulut)

26. Lera Wulan Tana Ekan (NTT)

27. Magapokan (Bali)

28. Mangimang Sumabu Duata (Sulut)

29. Marapu (NTT)

30. Ngoja (Kalteng)

31. Paguyuban Pendidikan Ilmu Kerohanian (PPIK) (Lampung)

32. Paompungan (Sulut)

33. Persatuan Aliran Kepercayaan Krida Sempurna (Sumsel)

34. Pompungan Waya Si Opo Ompung (Sulut)

35. Purwo Deksono (Lampung)

36. Purwo Madio Wasono (Sumut)

37. Ramuat Ali Marie, Ayas, Ilfried (RAMAI) (Sulut)

38. Silima/Pamena (Sumut)

39. Ugamo Parmalin Budaya Adat Batak (Sumut)

40. Wisnu Budha/Eka Adnyana (Bali)
Quote:Lain lain

01. Agama Jawa Asli Republik Indonesia

02. Dununge Urip

03. Ilmu Sejati

04. Ilmu Sejati Prawiro Sudarso

05. Kawruh Budhi Jati

06. Kawruh Guru Sejati Kawedar (KGSK)

07. Kawruh Kasunyatan Kasampurnan Pusoko Budi Utomo

08. Kawruh Kebatinan Gunung Jati

09. Kawruh Panggayuh Esti

10. Kawula Warga Naluri

11. Kebatinan 9 Pambuka Jiwa

12. Maneges

13. Memayu Hayuning Bawono

14. Nge`lmu Beja-Mulur Mungkret

15. Paguyuban Pambuka Das Sanga

16. Pamengku

17. Pana Majapahit

18. Podo Bongso

19. Purbokayun

20. Sangkan Paraning Dumadi (Sri Jayabaya)

21. Tri Tunggal Bayu

BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Ternyata banyak sekali agama-agama asli nusantara yang pernah dianut ataupun masih dianut hingga saat ini, disamping keberadaannya saat ini mudah – mudahan kita dapat menambah ilmu pengetahuan tentang adanya agama asli nusantara.

3.2 Saran
Semoga kita dapat lebih mengetahui berbagai macam kebudayaan yang ada di nusantara sperti agamnya contohnya, agar jangan sampai kita disebut orang yang buta akan tanah airnya sendiri.

Sumber :

1 komentar:

  1. dalam menulis insayaallah, seharusnya Insya Allah. Kedua; Jika anda mau menggunakan rumusan masalah, maka harus ada jawaban dari rumusan masalah. Yakni dibab terakhir. Selain itu anda harus dapat memetakan perbedaan budaya dan agama, atau agama yang lahir dari kebudanyaan

    BalasHapus