Ilmu Budaya
Dasar
“
Kebudayaan Agama Asli Nusantara “
Rizky Surya
Hadiwijaya
1ID06
38413006
Jurusan
Teknik Industri
Fakultas
Teknologi Industri
Universitas
Gunadarma
Kata
Pengantar
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa saya
penulis panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat dan para umatnya yang insyaallah setia sampai akhir jaman.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas Ilmu Budaya Dasar. Dalam penyusunan
makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, saya telah
berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai hasil yang semaksimal mungkin
dan sesuai dengan harapan, walaupun di dalam pembuatannya saya menghadapi
berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
saya miliki.
Oleh sebab itu pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya khususnya kepada Bapak Apipudin selaku dosen pembimbing Ilmu
Budaya Dasar. Saya menyadari bahwa dalam penulisan dan pembuatan penulisan
ilmiah ini, masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun sangat saya butuhkan untuk dapat menyempurnakannya di masa yang
akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
saya dan teman-teman maupun pihak lain yang berkepentingan.
Sukabumi, 29 Desember 2013
Penulis
BAB I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Pada umumnya masyarakat Indonesia sudah tidak lagi mengetahui bahwa
sebelum agama-agama yang diakui pemerintah sekarang seperti Islam, Kristen,
Hindu, Buddha maupun Konghucu masuk ke Nusantara, di setiap daerah telah ada
agama-agama atau kepercayaan asli. Seperti Sunda Wiwitan yang dipeluk oleh
masyarakat Sunda di Kanekes, Lebak, Banten, dan berbagai daerah lainnya.
Selain agama Sunda Wiwitan aliran Madrais juga dikenal sebagai agama
Cigugur di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat. Agama Buhun di Jawa Barat, Kejawen di
Jawa Tengah dan Jawa Timur, Parmalim sebagai agama asli Batak, agama Kaharingan
di Kalimantan, kepercayaan Tonaas Walian di Minahasa, Sulawesi Utara, Tolottang
di Sulawesi Selatan, Wetu Telu di Lombok, Naurus di Pulau Seram Provinsi
Maluku, dan lain-lain. Di dalam Negara Republik Indonesia, agama-agama asli
Nusantara tersebut didegradasi sebagai ajaran animisme, penyembah berhala
maupun batu atau hanya sebagai aliran kepercayaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian kebudayaan ?
2. Apa
pengertian agama ?
3. Apa saja
agama dan kepercayaan yang ada di nusantara ?
1.2 Tujuan
Untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dan untuk menambah wawasan tentang agama-agama yang ada di nusantara.
1.3 Manfaat
Diharapkan mahasiswa
dapat memiliki wawasan lebih luas
tentang kebudayaan agama yang ada di nusantara.
BAB II
Kebudayaan
Agama Asli Nusantara
2.1 Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan mencakup bidang yang luas
sehingga definisinya pun tidak terbatas. Kebudayaan dikaji dari arti bahasa
adalah sebagi berikut, dalam bahasa sanserkerta “budhayah”” yang berarti akal
dan budi sedangkan dalam bahasa latin “colere” yang berarti mengolah tanah.
Jadi secara umum definisi kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipikirkan oleh
akal pikiran manusia untuk mengolah tanah tempat tinggalnya atau untuk dapat
mempertahankan kehidupannya.
Menurut salah satu antropolog,
bernama E.B Taylor mendefinisikan kebudayaan sebagai kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat dan kebiasaan-kebiasaan
manusia yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat. Dan juga Selo
Soemarjan dan Soelaman Soemardi, mendefinisikan kebudayaan sebagai semua hasil
karya, rasa dan cipta masyarakat.
Menurut saya sendiri definisi
kebudayaan itu sendiri adalah suatu kebiasaan yang sudah ada di dalam diri
sejak waktu yang lama dan masih dilakukan hingga saat ini ataupun telah
ditinggalkan karena dinilai kurang bermanfaat bagi kehidupan.
2.2 Pengertian Agama
Pengertian Agama Arti dan Definisi Agama. Apa pengertian
Agama itu? Kata agama berasal dari bahasa sanskerta "A" berarti
tidak; "GAMA" berarti kacau. Sehingga agama berarti tidak kacau. Atau
dapat diartikan suatu peraturan yang bertujuan untuk mencapai kehidupan manusia
ke arah dan tujuan tertentu. Dilihat dari sudut pandang kebudayaan, agama dapat
berarti sebagai hasil dari suatu kebudayaan, dengan kata lain agama diciptakan
oleh manusia dengan akal budinya serta dengan adanya kemajuan dan perkembangan
budaya tersebut serta peradabanya. Bentuk penyembahan Tuhan terhadap umatnya
seperti pujian, tarian, mantra, nyanyian dan yang lainya, itu termasuk unsur
kebudayaan.
Sehingga pada sudut pandang dari pengertian Agama yang ini semakin maju
peradaban manusia maka agama juga akan mengalami kemajuanya. sedangkan jika
dilihat dari sudut pandang sosiologi, agama adalah salah satu tindakan pada
suatu sistem kemasyarakatan (sosial) yang terdapat pada diri seseorang tentang
kepercayaan terhadap kekuatan tertentu (magis atau spiritual) serta berfungsi
untuk perlindungan dirinya dan orang lain.
Sumber terjadinya agama dapat dibedakan menjadi dua
kategori yaitu:
1. Agama samawi atau agama dari langit, yang diperoleh
melalui Wahyu Illahi (Islam, Kristen, Yahudi).
2. Agama Wa'i atau disebut juga agama bumi, yaitu
agama budaya yang timbul akibat kekuatan didalam pikiran atau akal budi
seseorang atau masyarakat (Hindu, Buddha, Konghuchu, dan aliran agama atau
kepercayaan lainya).
Suatu kepercayaan dapat dikatakan
sebagai Agama apabila mengandung tiga unsur yaitu; manusia, penghambaan dan
Tuhan. Karena maksud dari agama adalah penghambaan manusia kepada Tuhannya.
2.2 Agama Yang Ada Di Nusantara
Hingga kini, tak satu pun
agama-agama dan kepercayaan asli Nusantara yang diakui di Republik Indonesia
sebagai agama dengan hak-hak untuk dicantumkan di KTP, Akta Kelahiran,
pencatatan perkimpoian di Kantor Catatan Sipil dan sebagainya. Seiring dengan
berjalannya waktu dan zaman, agama asli Nusantara semakin punah dan menghilang,
kalaupun memiliki penganut, biasanya berada di daerah pedalaman seperti di pedalaman
Sumatera dan Irian Jaya.
Di Indonesia, aliran kepercayaan
yang paling banyak penganutnya adalah Agama Buhun. Data yang direkam peneliti
Abdul Rozak, penulis Teologi Kebatinan Sunda, menunjukkan jumlah pemeluk agama
ini sekitar 100 ribu orang. Jika angka ini benar maka Agama Buhun merupakan
salah satu aliran kepercayaan terbesar di Indonesia. Berdasarkan data
Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, dari 245 aliran kepercayaan yang terdaftar,
jumlah keseluruhan penganutnya mencapai lebih dari 400 ribu orang.
Salah satu penyebab kurang
populernya agama lokal ini adalah tidak lepas karena peraturan atau kebijakan
dari pemeritah, yaitu tidak mengakuinya sebagai agama resmi namun
menggolongkannya sebagai kepercayaan semata. Kemudian situasinya menjadi
semakin sulit karena masyarakat sendiri nyaris tidak memberi peluang untuk
tumbuh dan berkembanganya agama lama ini bahkan tidak jarang menganggapnya
sebagai bukan suatu agama atau aliran sesat.
Mereka jelas bukan ajaran sesat
karena keberadaan mereka sebetulnya sudah dijamin oleh UU. Namun UU tetaplah
hanya sebatas teks dan kata-kata semata karena kenyataan keberadaannya
terpinggirkan atau bahkan lebih tepat disebut dicurigai. Aktivitas ataupun
organisasi mereka dipastikan haruslah terdaftar resmi, mendapat ijin dari
berbagai departemen dan instansi. Namun walaupun sudah memiliki ijin resmi,
reaksi masyarakat ataupun aparat di lapangan kerap berbeda.
Pemerintah sendiri sejak awal hanya
mengakui 5 agama kemudian menambah satu agama lagi sehingga totalnya menjadi 6
agama yang dianggap ‘resmi’. Seperti yang sudah diketahui, satu tambahan agama
resmi ini lagi-lagi berasal dari luar atau asing.
Dari sekian banyak agama lokal yang
ada, bisa dikatakan sudah punah walaupun kenyataannya masih bisa ditemukan di
suatu wilayah namun dianggap “tidak pernah ada”. Buktinya, “agama resmi” yang
diakui dan masuk kolom KTP hanya 6 agama saja, dan tidak ada satupun yang
termasuk golongan agama lokal alias semuanya impor, dengan demikian keberadaan
agama lokal sudah dianggap punah.
Untuk mendapat legalitas resmi,
beberapa agama tertentu seperti Kaharingan `terpaksa` harus bergabung dengan
agama Hindu. Kemudian agama Parmalim di Batak memilih tetap bertahan dengan
agama lamanya, namun untuk urusan KTP ya terpaksa harus memilih agama lain
sebagai identitas.
Nama Agama Asli Nusantara
01. Agama Bali (sering disebut Hindu Bali atau Hindu
Dharma)
02. Sunda Wiwitan (Kanekes, Banten)
03. Agama Djawa Sunda (Kuningan, Jawa Barat)
04. Buhun (Jawa Barat)
05. Kejawen (Jawa Tengah dan Jawa Timur)
06. Parmalim (Sumatera Utara)
07. Kaharingan (Kalimantan)
08. Tonaas Walian (Minahasa, Sulawesi Utara)
09. Tolottang (Sulawesi Selatan)
10. Wetu Telu (Lombok)
11. Naurus (Pulau Seram, Maluku)
13. Aliran Mulajadi Nabolon
14. Marapu (Sumba)
15. Purwoduksino
16. Budi Luhur
17. Pahkampetan
18. Bolim
19. Basora
20. Samawi
21. Sirnagalih
Nama Aliran – Penghayat Kepercayaan di Nusantara
Jawa Timur
01. Aliran Kebatinan Tak Bernama
02. Aliran Seni dan Kepercayaan TerhadapTuhan YME
03. Babagan Kasampunan
04. Badan Kebatinan Rila
05. Budi Rahayu
06. Cakramanggilingan
07. Dasa Sila
08. Himpunan Murid dan Wakil Murid Ilmu Sejati R.
Rawiro Utomo (HIMUWIS RAPRA)
09. Induk Wago Kawruh Utomo
10. Jawi Wisnu
11. Jendra Hayuningrat Widada Tunggal (PANDHAWA)
12. Kahuripan
13. Kapitayan
14. Kapribaden Upasana
15. Kasampunan Ketuhanan Awal & Akhir
16. Kepercayaan Sapta Darma Indonesia
17. Ketuhanan Kasampurnan
18. Kodrattolah Manembah Goibing Pangeran
19. Margo Suci Rahayu
20. Paguyuban Darma Bakti
21. Paguyuban Ilmu Sangkan Paraning Dumadi Sanggar
Kencono
22. Paguyuban Kawruh Batin “101″
23. Paguyuban Kawruh Batin Tulis Tanpa Papan
Kasunyatan
24. Paguyuban Kawruh Kabatinan Jiwo Lugu
25. Paguyuban Kawruh Murti Tomo WasitoTunggal
26. Paguyuban Kawruh Sangkan Paran Kasampurnan
27. Paguyuban Kawruh Sasongko
28. Paguyuban Lebdho Guno Gumelar
29. Paguyuban Manunggaling Karso
30. Paguyuban Ngesti Budi Sejati
31. Paguyuban Pangudi Katentreman (PATREM)
32. Paguyuban Satriyo Mangun MardikoDununge Urip
33. Paham Jiwa Diri Pribadi
34. Panembah Jati
35. Pangrukti Memetri Kasucian Sejati (PAMEKAS)
36. Pelajar Kawruh Jiwo
37. Perguruan Ilmu Sejati
38. Perhimpunan Kemanungsan
39. Perhimpunan Kepribadian Indonesia
40. Purwaning Dumadi Kautaman (PDKK)
41. Rasa Manunggal
42. Sujud Manembah Bekti
43. Tri Murti Naluri Majapahit
44. Urip Sejati
Jawa Tengah
01. Badan Kebatinan Indonesia
02. Badan Keluarga Kebatinan Wisnu
03. Elang Mangku Negara
04. Hak (Kawruh Hak)
05. Hidayat Jati Ranggawarsita
06. Hidup Betul
07. Himpunan Kebatinan Rukun Wargo
08. Ilmu Kasampurnan Jati
09. Jaya Sampurna (Pamungkas Jati Titi Jaya Sampurna)
10. Kalimasada Rasa Sejati
11. Kapribaden (Kawruh Kapribaden)
12. Kasampurnan
13. Kawruh Naluri Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan
Jati
14. Kawruh Roso Sejati
15. Kawruh Urip Sejati
16. Kejaten
17. Kejawen
18. Kejiwaan
19. Langgeng Suci
20. Mustiko Sejati
21. Ngudi Utomo
22. Paguyuban Anggayuh Katentremaning Urip (AKU)
23. Paguyuban Budi Sejati
24. Paguyuban Hastho Broto
25. Paguyuban Kawruh Kodrating Pangeran
26. Paguyuban Kolowargo Kapribaden
27. Paguyuban Muda Dharma Indonesia
28. Paguyuban Ngesti Jati
29. Paguyuban Olah Rasa Mulat Sarira Ngesti Tunggal
30. Paguyuban Pangudi Kawruh Kasuksman Panungalan
31. Paguyuban Trijaya
32. Paguyuban Ulah Rasa Batin (PURBA)
33. Paguyupan Jawa Naluri
34. Pangudi Rahayung Budhi (PRABU)
35. Pangudi Rahayuning Bawana (PARABA)
36. Papandaya
37. Pembangunan Kebatinan Kepribadian Rakyat Indonesia
Badan Kejawan (PERKRI)
38. Penghayat Kepercayaan Paguyuban Noermanto (PKPN)
39. Perjalanan Tri Luhur
40. Persatuan Resik Kubur Jero Tengah
41. Pirukunan Kawulo Manembah Gusti (PKMG)
42. Pramono Sejati
43. Pribadi
44. Purwo Ayu Mardi Utomo
45. Ratu Adil
46. Saserepam Kepribadian Intisari (SKI‘45)
47. Saserepan ’45
48. Satana Dharma Majapahit dan Pancasila (SADHAR
MAPAN)
49. Setia Budi Perjanjian 45 (SBP 45)
50. Sukma Sejati
51. Tujuh Mulya
52. Waspodo
53. Wayah Kaki
54. Wratama Wedyanantama Karya
55. Wringin Seta
DIY Yogyakarta
01 . Angesti Sampurnaning Kautaman
02. Anggayuh Panglereming Napsu (APN)
03. Hak Sejati
04. Hangudi Bawana Tata Lahir dan Batin
05. Imbal Wacono
06. Kasampurnan Jati
07. Kelompok Setu Pahing
08. Mardi Santosaning Budi (MSB)
09. Minggu Kliwon
10. Ngesi Roso Sejati
11. Ngesti Roso
12. Paguyuban Jawi Lugu
13. Paguyuban Kawruh Hardo Puruso
14. Paguyuban Kebudayaan Jawi (PKD)
15. Paguyuban Keluarga Besar Keris Mataram
16. Paguyuban Kerabat Anurogo Sri Sadono
17. Paguyuban Rebo Wage
18. Paguyuban Sangkara Muda
19. Paguyuban Tata Tentrem (Patrem Indonesia)
20. Paguyuban Traju Mas
21. Perguruan Das
22. Persatuan Eklasing Budi Murko
23. Sumarah Purbo
24. Tuntunan Kerohanian Sapta Darma
25. Yayasan Sosrokatono
Jawa Barat
01. Aliran Kepercayaan Aji Dipa
02. Aliran Kepercayaan Lebak Cawene
03. Budi Rahayu
04. Paguyuban Adat Cara Karuhun
05. Perjalanan Budi Daya
DKI Jakarta
01. Aliran Kebatinan Perjalanan
02. Budi Luhur (Kawruh Kasampurnan Sangkan Paran Budi
Luhur)
03. Forum Sawyo Tunggal
04. Urip Utami (Gautamai)
05. Himpunan Amanat Rakyat Indonesia (HARI)
06. Marsudi Kalahuring Budi Pekerti (Mekar Budi)
07. Musyawarah Agung Warna (MAWAR)
08. Ngudi Kawruh Rasa Jati
09. Organisasi Kebatinan Satuan Rakyat Indonesia Murni
(Sri Murni)
10. Paguyuban Kabatinan Ilmu Hak
11. Paguyuban Ki Ageng Selo
12. Paguyuban Penghayat Kapribaden
13. Paguyuban Sumarah
14. Pangestu (Paguyuban Ngesti Tunggal)
15. Pangudi Ilmu Kebatinan Intisarining Rasa (PIKIR)
16. Pangudi Ilmu Kepercayaan HidupSempurna (PIKHS)
17. Perhimpunan Peri Kemanusian
18. Persatuan Warga Theosofi Indonesia
19. Pran-Suh (Ngesti Kasampurnaan)
20. Purbaning Lampang Sejati
21. Sastra Jendra Hayningrat Pangruktining
22. Sri Langgeng
23. Susila Budhi Dharma (SUBUD)
24. Tri Sabda Tunggal
25. Tunggal Sabda Jati
26. Wisma Tata Naluri
Luar Jawa
01. Adat Lawas (Kalimantan Timur)
02. Aliran Mulajadi Nabolon 3 (Sumut)
03. Ata Kahfi (NTT)
04. Babolin (Kalteng)
05. Babukung (Kalteng)
06. Basora (Kalteng)
07. Bolin (Kalteng)
08. Budi Suci (Bali)
09. Cahaya Kasuma (Sumut)
10. Era Mula Watu Tana (NTT)
11. Galih Puji Rahayu (Sumut)
12. Golongan Si Raja Batak (Sumut)
13. Guna Lero Wulan Dewa Tanah Ekan (NTT)
14. Habonaron Do Bona (Sumut)
15. Hajatan (Kalteng)
16. Hidup Sejati (NTB)
17. Ilmu Goib (Lampung)
18. Ilmu Goib Kodrat Alam (Lampung)
19. Jingitiu (NTT)
20. Kaharingan Dayah Luwangan (Kalteng)
21. Kaharingan Dayak Maanyan Banna 5, Paju 4, dan Paju
10 (Kalsel)
22. Kaharingan Dayak Maanyan Piumbung (Kalteng)
23. Kekeluargaan (Bali)
24. Kepercayaan A. Halu (Kalteng)
25. Kepercayaan G. Adat Musi (Sulut)
26. Lera Wulan Tana Ekan (NTT)
27. Magapokan (Bali)
28. Mangimang Sumabu Duata (Sulut)
29. Marapu (NTT)
30. Ngoja (Kalteng)
31. Paguyuban Pendidikan Ilmu Kerohanian (PPIK)
(Lampung)
32. Paompungan (Sulut)
33. Persatuan Aliran Kepercayaan Krida Sempurna
(Sumsel)
34. Pompungan Waya Si Opo Ompung (Sulut)
35. Purwo Deksono (Lampung)
36. Purwo Madio Wasono (Sumut)
37. Ramuat Ali Marie, Ayas, Ilfried (RAMAI) (Sulut)
38. Silima/Pamena (Sumut)
39. Ugamo Parmalin Budaya Adat Batak (Sumut)
40. Wisnu Budha/Eka Adnyana (Bali)
Quote:Lain lain
01. Agama Jawa Asli Republik Indonesia
02. Dununge Urip
03. Ilmu Sejati
04. Ilmu Sejati Prawiro Sudarso
05. Kawruh Budhi Jati
06. Kawruh Guru Sejati Kawedar (KGSK)
07. Kawruh Kasunyatan Kasampurnan Pusoko Budi Utomo
08. Kawruh Kebatinan Gunung Jati
09. Kawruh Panggayuh Esti
10. Kawula Warga Naluri
11. Kebatinan 9 Pambuka Jiwa
12. Maneges
13. Memayu Hayuning Bawono
14. Nge`lmu Beja-Mulur Mungkret
15. Paguyuban Pambuka Das Sanga
16. Pamengku
17. Pana Majapahit
18. Podo Bongso
19. Purbokayun
20. Sangkan Paraning Dumadi (Sri Jayabaya)
21. Tri Tunggal Bayu
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Ternyata banyak sekali agama-agama asli
nusantara yang pernah dianut ataupun masih dianut hingga saat ini, disamping
keberadaannya saat ini mudah – mudahan kita dapat menambah ilmu pengetahuan
tentang adanya agama asli nusantara.
3.2 Saran
Semoga kita dapat lebih mengetahui
berbagai macam kebudayaan yang ada di nusantara sperti agamnya contohnya, agar
jangan sampai kita disebut orang yang buta akan tanah airnya sendiri.
Sumber :
dalam menulis insayaallah, seharusnya Insya Allah. Kedua; Jika anda mau menggunakan rumusan masalah, maka harus ada jawaban dari rumusan masalah. Yakni dibab terakhir. Selain itu anda harus dapat memetakan perbedaan budaya dan agama, atau agama yang lahir dari kebudanyaan
BalasHapus