LAPORAN
PENELITIAN
DAMPAK
PENCEMARAN LINGKUNGAN PABRIK SEMEN
Disusun
Oleh:
Nama : Rizky Surya Hadiwijaya /38413006
Kelas :
3ID02
JURUSAN
TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Semen adalah bahan perekat yaitu
perekat material atau agregat pada proses pembutan beton. Industri semen adalah
salah satu industri yang sangat penting dalam menunjang pembangunan sebuah
negara. Konsumsi semen merupakan salah satu indikator dalam pertumbuhan ekonomi
sebuah negara. Tinggi rendahnya konsumsi semen menunjukkan tinggi rendanya
pembangunan infrastruktur di suatu negara. Semen merupakan komponen utama dalam
pembangunan infrastruktur seperti gedung, jalan tol, pelabuhan, bandara, jembatan
dan berbabagai infrastruktur lain. Indonesia yang merupakan negara yang sedang
berkembang dimana pembangunan infrakstuktur dari tahun ketahun semakin
meningkat, maka seiring dengan itu kebutuhan akan semen akan terus meningkat. Di
indonesia semen diproduksi oleh perusahan milik negara (BUMN) dan swasta. Ada
beberapa produsen semen di indonesia, antara lain : Semen Indonesia Group
(Semen Gersik, Semen Padang dan Semen Tonasa) dan Semen Baturaja yang merupakan
perusahaan milik negara (BUMN) serta perusahaan swasta yaitu : Indocement,
Holcim Indonesia, Semen Bosowa, Semen Kupang, Laparz semen. Total kapasitas
produksi semen di indonesia mencapai 62 juta ton pertahun pada tahun 2014
sedangkan kebutuhan semen pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 63 juta ton semen.
Permintaan akan semen diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus membaik hal ini bisa dilihat dari
masih rendahnya tingkat konsumsi semen perkapita indonesia dibanding
negara-negara berkebang lain seperti China, Vietnam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Aktivitas
Produksi Semen
Semen diproduksi dengan menggunakan
bahan baku berupa material calcareous yaitu material yang kaya akan kandungan
CaO dimana di Indonesia banyak ditemukan di dalam Batu Kapur (Limestone) dan
material Argillaceous yaitu material yang kaya akan kadungan SiO2, Al2O3 dan
Fe2O3 yang ditemukan dalam Tanah Liat (Clay). Proses pembuatan semen ada
beberapa jenis proses akan tetapi saat ini idustri semen umumnya menggunakan
jenis proses dry process (proses kering) karena lebih efisien dalam penggunaan
energi. Di dalam proses kering material batu kapur dan tanah liat diambil dari
tambang melalui proses penambangan akan dicampurkan dengan proporsi tertentu
dengan sedikit menambahkan material koreksi berupa pasir besi dan pasir silika.
Material-material yang telah dicampur akan digiling dan dikeringkan di dalam
alat penggiling bahan mentah yaitu Raw Mill sehingga dihasilkan produk yang
bernama raw meal (tepung baku). Selanjutnya raw meal akan diproses lebih lanjut
di mana raw meal akan dibakar di dalam Kiln (tanur putar) yaitu alat berbentuk
tabung yang memanjang secara horizontal dengan diameter 4 – 8 m dan panjang
mencapai 70 – 100 m di mana suhu material di dalamnya mencapai 1400 C. Umumnya
Proses pembakaran di dalam kiln menggunakan bahan bakar berupa batubara dimana
bahan bakar batubara merupan sumber energi panas yang digunakan dalam proses
reaksi klinkerisasi atau proses produksi terak. Panas yang dibutuhkan mencapai
700 - 900 kcal/kg klinker untuk klinker yang diproduksi dengan proses kering.
Setelah mengalami proses pembakaran di dalam kiln dan pendinginan di dalam alat
pendingin (cooler) maka dihasilakn produk setengah jadi yaitu Terak atau
klinker yang merupakan bahan utama dalam produksi semen. Terak yang dihasilakan
dari Kiln akan dikirim menggunakan alat transport untuk digiling bersama gypsum
untuk menghasilkan semen. Proses penggilingan semen dilakuan di dalam semen
mill. Ada beberapa jenis semen mill saat ini yang banyak digunakan di industri
semen antara lain : Tube Mill, Roller Press dan Vertical Cemen Mill. Semen yang
dihasilakan dalam proses penggilingan semen akan dikirim unit packer (pengantongan
semen) untuk dipasarkan.
2.2
Jenis Semen
Ada berbagai jenis semen yang
terdapat dipasaran yang disesuaikan dengan penggunaannya. Jenis – jenis semen
tersebut antara lain :
1.
Semen Portland atau Ordinary Portland Cement (OPC)
yaitu semen dengan mencapurkan material klinker dan gypsum dan proporsi
tertentu. Semen portland ada beberapa tipe disuaikan dengan kebutuhan
penggunaannya yaitu semen portland tipe I, II, III, IV dan V akan tetapi yang
paling banyak diproduksi adalah seman portland tipe I dimana penggunaanya
paling umum dan banyak digunakan.
2.
Semen Portland pozolan atau Portland Pozolan Cement
(PPC) yaitu semen yang dibuat dengan memodifikasi semen portland dengan
menambahkan material pozolan (Fly Ash, Trash, dll).
3.
Semen Portland Komposit atau Portland Composite Cement
(PCC) adalah memodifikasi semen portland dengan menambahkan material – material
tertentu untuk mengurangi proporsi terak di dalam semen.
4.
Semen Khusus adalah semen yang digunakan untuk
kebutuhan khusus misalnya untuk semen pada pengeboran minyak (oilwell cemen),
semen putih (white cement).
Dari berbagai tipe di atas, saat ini
konsumsi semen paling tinggi yang paling banyak ditemukan di pasaran adalah
semen tipe PCC, OPC tipe I dan semen PPC. Umumnya Semen di Indonesia dipasarkan
dengan beberapa bentuk yaitu : Dalam kemasan zak 50 Kg yang banyak dipakai
untuk kebutuhan rumah tangga dan dalam Big Bag 1 ton serta dalam bentuk curah
yang biasa untuk kebutuhan proyek besar seperti pembangunan jalan tol, gedung
dan bangunana besar lainnya.
2.3
Dampak
Lingkungan
Masalah yang dikeluhkan
warga antara lain polusi udara yang dihasilkan pabrik dan getaran suara yang
menganggu kenyamanan warga sekitar. Selama ini warga yang tinggal di sekitar
pabrik, merasakan dampak negatif dari beroperasinya pabrik semen. Misalnya
dampak bagi kesehatan karena ada sejumlah warga yang mengalami gatal-gatal dan
menderita penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Penyakit tersebut
diduga akibat dari kualitas udara dan air yang menurun akibat aktivitas pabrik
semen. Dampak lainnya yakni banyak petani yang mengalami gagal panen karena
terdampak pembangunan pabrik. Hal ini terutama terjadi akibat banjir yang
bersumber dari aliran air pembuangan pabrik semen. Dampak lainnya yang
dirasakan yakni debit air yang makin berkuran drastis. Sehingga warga harus
berebut air ketika musim kemarau tiba.
2.4
Cara
Menanggulangi
Beberapa upaya yang dilakukan warga
yang terkena dampak lingkungan akibat berdirinya pabrik semen di dekat
pemukiman antara lain:
1.
Warga mendatangi gedung dewan untuk
menyampaikan keluhan terkait dampak buruk hadirnya pabrik semen.
2.
Wakil rakyat berjanji akan mempertemukan
dengan instansi terkait untuk membahas tuntutan warga.
3. warga
yang merasakan dampak lingkungan maka bisa menempuh proses hukum. Hal ini
supaya menghasilkan proses yang adil bagi semua pihak.
DAFTAR
PUSTAKA
Republika. 2016. Keluhan Warga Dugaan Pencemaran Pabrik Semen. http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/05/31. Diakses
pada 6 Juni 2016
Republika. 2016. Pabrik Semen Didemo. http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/05/30. Diakses
pada 6 Juni 2016
Kompasania. 2016. Mengenal lebih dekat Industri Semen. http://www.kompasiana.com/syeh_ahmad. Diakses
pada 6 Juni 2016